Budidaya Jahe |
Jahe termasuk dlam grup rempah-rempah
bersama dengan tanaman rimpang lainnya. Jahe adalah tanaman rimpang yang
berbentuk seperti jari-jemari menggembung di bagian ruas tengahnya.
Jahe memiliki rasa yang pedas panas hal ini
disebabkan karena adanya senyawa keton bernaman zingeron di dalam jahe
tersebut.
Berdasarkan jenisnya, ukurannya, bentuk dan
warna rimpangnya, jahe dibedakan menjadi tiga jenis varietas :
1. Jahe putih/kuning besar atau sering
disebut jahe gajah atau jahe badak adalah jahe yang memiliki rimpang lebih
besar dan gemuk, memiliki ruas rimpang yang lebih besar dan menggembung dari ke
dua varietas lainnya. Jenis jahe gajah ini dapat dikonsumsi waktu masih muda
atau sudah tua, baik masih segar atau sudah olahan.
2. Jahe putih/kuning kecil atau juga biasa
disebut jahe sunti atau jahe emprit memiliki ciri-ciri ruas yang kecil agak
rata dan ada juga yang agak menggembung. Jahe ini dapat dikonsumsi saat sudah
masak benar. Jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih banyak dari
jahe gajah sehingga berasa lebih pedas dan memiliki serat yang lebih banyak.
Jahe jenis ini sangat ccok digunakan sebagai ramuan obat-obatan
3. Jahe merah memiliki rimpang yang lebih
kecil dan berwarna merah. Jahe merah dapat dikonsumsi saat sudah masak betul.
Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang lebih banyak dari jahe gajah
dan sama seperti jahe putih/kuning kecil sehingga juga cocok sebagai ramuan
obat-obatan.
Untuk membudidayakan jahe, maka harus memenuhi kriteria berikut ini
1. Iklim >> Tanaman jahe butuh curah
hujan yang tinggi sekitar 2500 sampai 4000 mm per tahun. Pada umur 2,5 bulan
sampai 7 bulan atau lebih, tanaman jahe membutuhkan sinar matahari yang cukup
dan sepanjang hari. Tanaman jahe butuh suhu udara optimum antara 20 sampai 35
derajat celcius.
2. Media Tanam >> Jika menginginkan
tanaman jahe yang subur maka harus ditanam pada tanah yang subur, gembur dan
banyak mengandung humus dengan tekstur tanah menggunakan lempung berpasir, liat
berpasir atau tanah laterik. Derajat keasaman tanah yang dibutuhkan untuk
menumbuhkan tanaman jahe adalah 4,3 sampai 7,4. Khusus untuk jahe gajah hanya
baik tumbuh dengan pH 6,8 sampai 7,0.
3. Ketinggian tempat >> Jahe sangat
baik tumbuh pada ketinggian nol sampai 2000 m dpl. Sedangkan khusus di
Indonesia jahe paling baik ditanam pada ketinggian 200 sampai 600 m dpl.
Pembibitan dalam budidaya jahe
Bibit jahe yang berkualitas adalah bibit
yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik yaitu prosentase tumbuh yang
tinggi, dan mutu fisik. Mutu fisik maksudnya adalah bibit yang bebas hama dan
penyakit. Kriteria bibit yang harus dipenuhi adalah :
1. Bahan bibit harus diambil langsug dari
kebun bukan membeli dari pasar.
2. Bahan bibit harus sudah tua yaitu yang
berumur 9-10 bulan.
3. Bahan bibit harus dari tanaman yang
sehat yang memiliki kulit rimpang yang tidak terluka atau lecet.
Teknik penyemaian bibit
Agar tanaman jahe dapat tumbuh serentak dan
seragam, bibit tidak boleh langsung ditanam tetapi harus dikecambahkan terlebih
dahulu hal ini disebut proses penyemaian bibit. Penyemaian bibit dapat
dilakukan melalui media peti kayu atau bedengan. Berikut ini penjelasannya :
1. Penyemaian pada peti kayu >> Jemur
rimpang jahe yang barusan dipanen, jangan terlalu kering. Lalu simpan sekitar 1
sampai 1,5 bulan. Potong rimpang dengan cara mematahkan dengan tangan, setiap
potongan kira-kira 3 sampai 5 mata tunas. Jemur kembali rimpang selama setengah
atau satu hari. Kemas potongan bakal bibit kedalam karung beranyaman jarang,
lalu celup d alam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar satu menit
lalu keringkan.
Setelah kering, masukkan bibit kedalam peti
kayu. Cara untuk menyemai bibit dengan peti kayu adalah : pada bagian dasar
letakkan bakal bibit selapis kemudian atasnya beri abu gosok atau sekam padi
lalu abu gsok lagi dan seterusnya sampai yang paling atas adalah abu gsok atau
sekam padi tersebut. Tunggu sampai 2 minggu atau satu bulan, maka bibit jahe
tersebut sudah disemai.
2. Penyemaian pada bedengan >>
Buatlah rumah penyemaian ukuran 10m X 8m yang mampu menampung bibit 1 ton yaitu
jika diukur untuk pembudidayaan jahe gajah maka harus memenuhi kebituhan jahe
gajah seluas 1 ha. Buat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm dalam rumah bedengan tersebut.
Susun rimpang pada bedengan jerami lalu tutupi dengan jerami kemudian susun
lagi rimpang diatasnya lalu tutup lagi begitu seterusnya sampai empat lapis
dimana bagian atas adalah jerami.
Siram bibit setiap hari dan sesekali
semprot engan fdungisida. Setelah dua minggu maka rimpang akan bertunas. Pilih
bibit yang bertunas dengan kualitas baik lalu patahkan bibit antara 3-5 mata
tunas dengan berat 40-60 grm.
Persiapan Bibit
Sebelum bibit ditanam, pastikan dahulu
bibit bebas dari ancaman penyakit yaitu dengan cara memasukkan bibit ke dalam
karung dan celupkan kedalam larutan fungisida sekitar delapan jam. Lalu jemur
bibit selama 2 sampai 4 jam. Barulah bibit dapat ditanam
Pengolahan media tanam
1. Persiapan lahan >> Pastikan
syarat-syarat tumbuh tanaman jahe terpenuhi seperti keasaman tanah dan
kesuburan tanah harus pas.
2. Pembukaan lahan >> Bajak tanah
sedalam 30 cm agar tanah gembur dan bebas dari tanaman pengganggu, setelah itu
biarkan selama 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap, bibit penyakit dan hama
juga akan mati terkena sinar matahari. Jika belum cukup juga maka olah tanah
seperti sebelumnya selama 2-3 minggu dan beri pupuk kandang dengan dosis
1500-2500 kg.
3. Pembentukan bedengan >> Jika
kondisi tanah jelek dan untuk mencegah terjadinya gengan air, ada bagusnya olah
tanah menjadi bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm dan lebar 80-100.
4. Pengapuran >> Pengapuran dilakukan
pada tanah dengan pH rendah agar tanah tidak terlalu masam karena jika tanah
terlalu masam, terutama phospor dan calcium sulit diserap maka akan menyebabkan
penyakit fusarium sp dan pythium sp. Pengapuran juga bertujuan untuk menambah
unsur Kalium yang berfungsi untuk memperkeras bagian tanaman yang berkayu,
merangsang pembentukan serabut akar, mempertebal dinding sel buah dan
merangsang pembentukan biji.
Berikut ini daftar kebutuhan dolomit
dibanding dengan derajat keasaman tanah agar pH tanah pas:
1. pH kurang dari 4 ( keadaan paling asam )
kebutuhan dolomit > 10 ton / ha.
2. pH = 5 (asam) membutuhkan dolomit
sekitar 5,5 ton / ha.
3. pH = 6 (agak asam) membutuhkan dolomit
sekitar 0,8 ton / ha.
Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Sebaiknya budidaya jahe dilakukan dengan
cara tumpang sari karena memiliki keuntungan sebagai berikut :
a. Mengurangi resiko rugi akibat naik
turunnya harga di pasaran.
b. Menekan biaya operasional pemeliharaan
tanaman.
c. Meningkatkan produktivitas lahan.
d. Mengawetkan tanah dan memperbaiki sifat
fisik tanah.
Biasanya tanaman jahe ditumpangsarikan
dengan sayur-mayur dan palawija seperti bawang merah, jagung, kacang tanah,
ketimun, buncis, cabe rawit dan lainnya.
2. Pembuatan Lubang Tanam >> Agar
pertumbuhan tanaman jahe bagus maka sebaiknya tanah dibuat lubang-lubang kecil
atau alur sedalam 3 sampai 7,5 cm untuk menanam bibit.
3. Cara menanam >> Cara penanaman
bibit rimpang yaitu dengan merebahkannya ke dalam lubang yang telah dibuat.
4. Perioda Tanam >> Perioda tanam
paling baik yaitu dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan
Oktober karena saat itu tanaman muda dapat menyerap air lebih banyak.
Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman >> Penyulaman dilakukan
untuk memilah rimpang yang mati dan segera dilakukan penyulaman agar tidak
tertinggal dengan tanaman yang lain.
2. Penyiangan >> Penyiangan dilakukan
saat umur tanaman jahe 2-4 minggu kemudian lanjut ke 3-6 minggu sekali. Saat
umur jahe 6-7 bulan sebaiknya jangan dilakukan penyiangan sebab rimpang sudah
mulai membesar.
3. Pembubunan >> Pembubunan dilakukan
untuk menggemburkan tanah dan menimbun kembali rimpang jahe yang kadang muncul.
4. Pemupukan >> Pemupukan dilakukan
dengan berbagai macam diantaranya :
a. Pemupukan organik >>
Dilakukan dengan memberikan pupuk kompos organik atau pupuk kandang.
b. Pemupukan konvensional
>> Dilakukan dengan memberikan pupuk organik, pupuk kandang dan pupuk
buatan
5. Pengairan dan Penyiraman >> Pada
masa awal tumbuh tanaman jahe memerlukan banyak air tetapi saat pertumbuhannya
tidak dibutuhkan terlalu banyak air.
6. Pemberantasan Hama >>
Pemberantasan hama dilakukan dengan melakukan penyemprotan pestisida. Biasanya
dicampur dengan pupuk organik cair dan vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama dan Penyakit yang sering mengganggu
tanaman jahe antara lain :
1. Kepik
2. Ulat penggesek akar
3. Kumbang
Penyakit yang biasanya menyerang adalah :
1. Penyakit layu bakeri yaitu penyakit pada
tanaman jahe dengan ciri-ciri daun bagian bawah melipat dan menggulung kemudian
warnanya berubah dari hijau menjadi kuning dan mengering.Disusul tunas pada
batang menjadi busuk dan tanaman mati. Biasanya tanaman akan diserang penyakit
ini pada umur 3-4 bulan. Penyakit ini muncul karena kondisi tanah yang lembab,
suhu udara yang dingin dan adanya genangan air. Cara mengendalikannya adalah
dengan jaminan kesehatan bibit jahe; karantina tanaman jahe yang terkena penyakit;
pengendalian dengan pengolahan tanah yang baik; pengendalian fungisida dithane
M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%).
2. Penyakit busuk rimpang yaitu penyakit
yang masuk melalui luka pada rimpang dengan gejala daun bagian bawah berubah
mejadi kuning dan layu akhirnya mati. Cara menanganinya yaitu dengan memilih
bibit yang sehat, menerapkan pola tanam yang baik dan penggunaan fungisida
untuk membasmi jamur.
3. Penyakit bercak daun yaitu penyakit yang
dapat menular melalui angin dengan ciri-ciri daun timbul bercak-bercak dan
selanjutnya berwarna abu-abu, ditengahnya terdapat bintik hitam dan pinggirnya
busuk basah. Bercak daun ini dapat mematikan tanaman.
Gulma yang sering menyerang adalah rumput
teki, alang-alang, ageratum dan gulma berdaun lebar lainnya.
Pengendalian hama/ penyakit secara organik
yaitu mengikuti PHT (Pengendalian Hama Terpadu) :
1.
Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang
sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari
sejak awal pertanaman.
2.
Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami.
3.
Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan
penyakit.
4.
Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
5.
Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari
dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada
setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit
potensial.
6.
Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan
tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun
pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat
berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Tanaman yang biasa digunakan sebagai
pestisida nabati adalah :
1. Tembakau
2. Piretrum
3. Tuba
4. Neem tree atau mimba
5. Bengkuang
6. Jeringau
PANEN
Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari
penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka
tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara
mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe
untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang
sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari
hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan
mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah dibongkar
dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai
rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada
rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas
papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus
terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak
disebar.Periode Panen Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni-Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan Hasil Panen
Produksi rimpang segar untuk klon jahe
gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau
jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
Itulah ulasan mengenai budidaya jahe yang benar semoga dapat membantu memberikan informasi pada anda. terima kasih telah mengunjungi blog www.tanaman-toga-123.blogspot.com
Baca juga :
Khasiat dan manfaat buah mengkudu
Khasiat Kunyit Bagi Kesehatan
Manfaat Kunyit Putih Si Pencegah Kanker
Tujuh Khasiat Temulawak dan Pantangannya
Manfaat Temulawak dan Cara Mengolahnya
Manfaat Mengkudu Si Buah Ajaib
Itulah ulasan mengenai budidaya jahe yang benar semoga dapat membantu memberikan informasi pada anda. terima kasih telah mengunjungi blog www.tanaman-toga-123.blogspot.com
Baca juga :
Khasiat dan manfaat buah mengkudu
Khasiat Kunyit Bagi Kesehatan
Manfaat Kunyit Putih Si Pencegah Kanker
Tujuh Khasiat Temulawak dan Pantangannya
Manfaat Temulawak dan Cara Mengolahnya
Manfaat Mengkudu Si Buah Ajaib